MAKALAH
MATA KULIAH ILMU ALAMIAH DASAR
TENTANG
BUDIDAYA TANAMAN DENGAN CARA
NUTRIEN FILM TEKNIQUE
Disusun oleh :
ARIFSON YONDANG
NIREM : 05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI
YOGYAKARTA
TAHUN,
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ Teknik Budidaya Hidroponik“ ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Ilmu Alamiah Dasar, dengan Bapak Ir. Miftakhul Arifin, M.Pd beserta Asisten Dosen selaku pengampuh mata kuliah ini.. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Hidroponik, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan. Teknik Budidaya Hidroponik.
Penulis
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah
ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Teknik Budidaya
Hidroponik, khususnya bagi Penulis. Pada akhirnya Penulis menyadari bahwasanya
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, dan membantu Penulis membuat Makalah yang lebih baik lagi
dimasa yang akan,datang.
Yogyakarta, Oktober 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia
merupakan negara berkembang yang termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara karena
rata-rata pendidikan penduduknya relative cukup rendah. Sebagian besar
pendudukn Indonesia masih memegang prinsip hidup”banyak anak banyak rejeki”
sehingga dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah
banyak. Pemerintah Indonesia telah berupaya menekan pertumbuhan penduduk yang
begitu pesat dengan program KB( Keluarga Berencana). Namun karena sebagian
besar tingkat pendidikan penduduk cukup rendah sehingga menyebabkan pentingnya
melaksanakan program KB masih minim.
Dengan
pesatnya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan kebutuhan akan papan, pangan,
dan sandang perkapitannya cukup tinggi. Konsekuensi akan kebutuhan papan yang
cukup tinggi menyebabkan pembangunan fisik baik gedung-gedung dan perumahan
semakin marak. Hal ini tentulah menyebabkan makin menyempitnya lahan untuk
bidang pertanian dan perkebunan. Dengan menyempitnya lahan untuk bercocok
tanam, hasil produksi pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk
Indonesia yang begitu besar.
Hal
inilah yang memerlukan suatu inovasi IPTEK di bidang pertanian dan perkebunan.
Salah satu inovasi tersebut dapat kita adopsi dari Negara Jepang. Dengan lahan
yang begitu sempit Jepang mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduknya dengan
teknologi yang mereka miliki yaitu teknik bercocok tanam dengan hidroponik.
Dengan diterapkannya hidroponik di Indonesia diharapkan mampu mengatasi
kekurangan lahan dan hasil produksi pangan. Atas dasar tersebut penulis merasa
tertarik untuk mengkaji dan mengetahui lebih dalam mengenai hidroponik serta
segala sesuatu yang berkaitan dengan hidroponik tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang penulis angkat, yaitu:
1.
Apakah pengertian dari hidroponik?
2.
Apakah keuntungan dari teknik bercocok tanam secara hidroponik?
3. Bagaimanakan susunan nutrisi yang
perlu disiapkan dalam bertanam dengan teknik hidroponik?
4.
Apa sajakah jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah.
1.
Untuk mengetahui pengertian dari hidroponik.
2.
Untuk mengetahui keuntungan dari teknik bercocok tanam secara hidroponik.
3. Untuk mengetahui susunan nutrisi yang
perlu disiapkan dalam bertanam dengan teknik hidroponik.
4.
Untuk mengetahui jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidroponik
Definisi
hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hudor yang berarti air dan ponos
yang berarti mengerjakan, sehingga hidroponik diartikan sebagai pengerjaan air.
Hal ini karena pada mulanya orang melakukan penanaman pada air. Meskipun ada
yang mengartikan langkah tersebut sebagai aquaculture. Seiring dengan
perkembangan metode penanaman yang menggunakan berbagai jenis media maka
istilah itu juga berkembang, yang pada dasarnya adalah budidaya tanpa tanah.
Pada
zaman dahulu hidroponik dikenal dengan istilah “bercocok tanam dalam air”, yang
masih terbatas hanya menggunakan air dan lokasinya di laboratorium, sekedar
bahan uji coba saja (aquaculture). Kenyataannya dalam laboratorium fisiologi
tumbuhan, kita berhasil menumbuhkan tanaman dalam pot dan gelas berisi air
dengan baik asal air itu diberi unsur makanan yang cukup atau sesuai dengan
kebutuhan tanaman tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya hidroponik kemudian
mengalami perubahan, sehingga jauh berbeda dengan apa yang kita kenal sekarang
Elemen yang digunakan untuk menumbuhkan tetap sama seperti nutrisi/ vitamin.
Hanya dengan menggunakan hydroponic bisa lebih eficient karena nutrient bisa
langsung menerima nutrient itu sehingga energy tumbuhan tidak perlu digunakan
untuk mencari nutrient tersebut. Itulah kenapa hasil dari hydroponic lebih
cepat besar dan berbuah lebih banyak dibandingkan menanam di tanah
Cara
penanaman di atas air belakangan ini malah sudah banyak ditinggalkan dan
diganti dengan cara penanaman diatas media lain yang lebih praktis, mudah
didapat dan dilakukan. Ketika ahli patologis tanaman menggunakan nutrien khusus
untuk media tanaman muncullah istilah nutri culture. Setelah itu bermuncullan
istilah water culture, solution culture, dan gravel bed culture untuk menyebut
hasil percobaan tanpa menggunakan tanah sebagai medianya. Terakhir pada tahun
1936 istilah hidroponik lahir. Istilah ini diberikan untuk hasil dari DR. WF.
Gericke, seorang agronomis dari Universitas California, USA, berupa tanaman
tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak yang berisi
mineral hasil ujicobanya. Sejak itu, hidroponik yang tersusun dari kata hydros
(air) dan ponics (bercocok tanam), digunakan untuk menyebutkan segala aktivitas
bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat tumbuhnya.
Semua
ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat
pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah,
tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar
dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini
semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat
vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat
tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan.
Dalam
perkembangannya sejak mulai populer 40 tahun yang lalu, hidroponik telah banyak
mengalami perubahan-perubahan. Media tanam yang digunakan pun banyak yang
dibuat secara khusus, demikian juga dengan wadah yang digunakan. Seperti pot
misalnya, ada yang sengaja menciptakan pot khusus lengkap dengan alat perunjuk
kebutuhan air, dan sebagainaya. Media tanam yang digunakan pun ada pula yang
sengaja dibuat khusus seperti kerikil sintetis (perlit). Jadi bukan kerikil
sebagaimana kita kenal, tetapi kerikil yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai kerikil dengan sifat yang sama.
2.2 Penanaman Tanaman Hydroponic
A. Metode Penanaman Tanaman
Hydroponic
1. Metode Kultur Air,
yaitu
metode yang menggunakan air sebagai media tanam. Air sebagai media tanam diisikan
dalam wadah seperti stoples atau tabung kaca atau wadah lain.
2. Metode kultur pasir,
merupakan
metode yang paling praktis dan lebih mudah diterapkan. Pasir yang digunakan
sebagai media tanam bisa digunakan pasir kali. Sejak kurang lebih 30 tahun lalu,
pasir merupakan pilihan medium yang banyak dipakai dalam tata cara hidroponik.
Selain sifatnya steril (bukan steril seratus persen), juga dapat mempertahankan
kelembaban lebih lama dibandingkan dengan medium lain dan dapat digunakan
dengan hasil yang sama baiknya pada skala besar dan skala kecil Tetapi tidak semua pasir memiliki sifat yang
sama. Sementara itu, sejumlah ahli beranggapan bahwa medium pasir memiliki
kecenderungan terlalu basah, sehingga agak memboroskan zat makanan. Anggapan
yang sebenarnya tidak bisa dipastikan.
3. Metode Kultur Bahan Porous
seperti;
kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk kerikil.
4. Hidroponik Substrat
Tidak
menggunakan air sebagai media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau
menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta mendukung akar tanaman seperti
halnya fungsi tanah.
5. Hidroponik NFT (Nutrien Film
Technique)
Model
budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air
tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.
Perakaran dapat berkembang di dalam larutan nutrisi, karena di sekeliling
perakaran terdapat selapis larutan nutrisi.
6. Metode Kerikil
Penggunaan
bahan-bahan ini umumnya memiliki kelemahan pada kemampuan untuk mempertahankan
kelembaban sehingga kondisi medium lebih cepat kering. Akan tetapi penggunaan
bahan-bahan ini banyak disukai oleh pengelola hidroponik perumahan karena
selain mudah didapat dengan harga murah, juga dapat mempertahankan kebersihan
dan tidak mudah terlalu basah.
7. Auto Pot
pada
dasarnya adalah sebuah pot yang memiliki sistem untuk mengairi tanaman, biasnya
berbentuk pot biasa yang memiliki mekanisme untuk mengairi tanaman y ada di pot
tersebut bisa juga dengan cara polybag yang diberi arang sekam, kemudian di
airi dengan menggunakan drip irrigation (emmitter hose) yang kita bahas kemarin
Emmitter
hose ini di airi nutrient yang sudah disiapkan dan di teteskan ke polybag. (
mungkin rekan dari Info bunga bisa menceritakan lebih lanjut)
8. Flood And Drain
adalah
teknik yang memompa air kedalam pot untuk apada waktu tertentu yang kemudian
air tersebut akan kembali ke tangki untuk di pompakan lagi ( skema bisa dilihat
di gambar)
9. Aeroponic,
adalah
teknik dimana akar tumbuhan tersebut di semprot nutrient dalam bentuk kabut
10. Teknik Larutan Statis
Teknik
ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 olehbangsa Aztec.
Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember plastik,
baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan
atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian larutan
dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di ataslarutan, dan dengan
demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapatlubang untuk setiap
tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus
pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik
hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari
tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkangelembung oksigen dalam
larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisadiganti secara teratur,
misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu
bisa diisi kembali dengan air atau larutanbernurtrisi yang baru.
11. Teknik Larutan Alir
Ini
adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkanterus
menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknikini
lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur dari
tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satuteknik yang
banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi
(nutrient film technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik ini menggunakan
parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman
disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air
mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang
dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat
tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi
disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.
B. Beberapa Faktor Yang Harus
Diperhatikan
Larutan
Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar
5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S,
dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam
jumlah yang kecil. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk
dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan
hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
Larutan
Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar
5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S,
dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam
jumlah yang kecil. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk
dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan
hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
Oksigen,
memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen akanmenyebabkan
dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekuranganair. Dengan
demikian tanaman akan cepat layu karena larutan tidak mengandungoksigen.
Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui gelembung udaraseperti pompa
air gelembung yang dipakai akuarium, penggantian larutan nutrisisecara rutin,
membersihkan atau mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, danmemberikan
lubang ventilasi pada tempat penanaman.
C. Susunan Nutrisi yang Diperlukan
dalam Teknik Hidroponik
Tidak
menjadi masalah jenis metode hidroponik yang bagaimana yang akan diterapkan..
Yang penting dipahami ialah bahwa semua tanaman yang ditumbuhkan dengan metode
hidroponik harus diberi makanan berupa campuran garam-garam mineral yang
dilarutkan dan diberikan secara teratur.
Dalam
sistem hidroponik maka media tanam yang digunakan tidak berfungsi sebagai
tanah. Media tanam hanya berfungsi untuk menopang tanaman dan menjaga
kelembaban tanaman. Oleh karena itu, media tanaman yang digunakan harus berasal
dari bahan yang porous dan steril. Pemberian pupuk dilakukan dengan melarutkan
pupuk dengan konsentrasi tertentu yang kemudian disiramkan ke dalam tanaman
hidroponik.
Berikut
ini adalah kandungan pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman serta fungsinya bagi
tanaman:
Nama
senyawa, Unsur utama, Sodium Nitrat (NaNO3), Amonium Sulfat (NH4)2SO4, Potasium
Nitrat (KNO3), Kalsium Nitrat (Ca(NO3)2), Superposfat (CaH4(PO4)2-H2O, Ammonium
Pospat (NH4)2HPO4, Potasium Pospat (K2SO4), Potash Chlorid, Magnesium Sulfat,
Garam Epsom, Kudada Rock Pospat, Bone Meal, Nicifos, Manurin, Plantabbs,
Kalsium Sulfat, Besi Sulfat, Magnesium Chlroride, Seng Sulfat, Copper Sulfat,
Boric Acid Powder, Asam Molibdat, Kalium dihidrogen pospat, Triple Superpospat,
Mangan Chlorid,N.N
N.K,
N.Ca, P.Ca, N.P, K.S, K, Mg.S, Mg, P.Ca, P.N, N.P, N.P.K,N.P.K, Ca.S, Fe, Mn,
Zn, Cu,B.
2.3 Manfaat Penanaman Tanaman
Hydroponic
Ada
beberapa alasan yang menarik untuk berhidroponik. Alasan utama adalah
kebersihan tanaman begitu terjamin sehingga bisa dilakukan di kamar tidur
sekalipun. Hidroponik hampir dapat dilakukan pada semua tanaman, hasilnya sudah
teruji lebih melimpah dibanding bercocok tanam di lahan atau di sawah.
Tetapi
keuntungan yang lebih penting lagi adalah bahwa dengan cara hidroponik maka
kita dapat memelihara tanaman lebih banyak dalam ruang yang lebih sempit
daripada bercocok tanam tradisional, karena pot-pot atau kantong plastik yang
digunakan dapat diatur dengan lebih mudah.
Dapat
dilihat keuntungan dari bercocok tanam tanpa tanah adalah sebagai berikut :
a. Produksi tanaman lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan media tanam tanah biasa.
b.
Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.
c.
Tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian air dan pupuk lebih hemat.
d.
Bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah.
e.
Tanaman akan memberikan hasil yang kontinu.
f. Metode kerja yang sudah
distandarisasi, lebih memudahkan pekerjaan dan tidak membutuhkan tenaga kasar.
g.
Kualitas daun, buah atau bunga yang lebih sempurna dan tidak kotor.
h. Beberapa jenis tanaman malah bisa
ditanam di luar musimnya dan hal ini menyebabkan harganya lebih mahal di
pasaran.
i. Tanaman dapat tumbuh di tempat yang
semestinya tidak cocok bagi tanaman yang bersangkutan.
j. Tidak ada resiko kebanjiran, erosi,
kekeringan ataupun ketergantungan lainnya terhadap kondisi alam setempat.
k. Efisiensi kerja kebun hidroponik
menyebabkan perawatannya tak banyak memakan biaya dan tak banyak memerlukan
peralatan.
l. Keterbatasan ruang dan tempat bukan
halangan untuk berhidroponik. Sehingga untuk pekarangan terbatas juga bisa
diterapkan hidroponik. Bila perlu di dapur dan ruang tamu juga bisa digunakan
untuk berhidroponik.
m.
Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik.
Dapat
disimpulkan bahwa metode bercocok tanam tanpa tanah memberi keuntungan yang
besar sekali terutama bagi penduduk kota yang tidak mempunyai lahan untuk
bercocok tanam, daerah gersang dan sulit air, atau gedung-gedung pencakar
langit sebagai tempat menanam tanaman hias berbagai jenis. Cara ini memberi
kemungkinan tambahan untuk menghijaukan lingkungan pada tempat yang tak mungkin
lagi untuk menanam tanaman pada tanah.
2.4 Jenis Tanaman Hidroponik
Adapun
jenis- jenis tanaman hidroponik,antara lain:
1. Bunga-Bungaaan:
a. Hibiscus Rosa-Sinensis
Tanaman
ini lebih dikenal dengan sebutan Kembang Sepatu atau Kembang Wera, yang berasal
dari familia Malvaceae. Tanaman ini berasal dari Asia, sangat digemari orang
karena bunganya yang bertangkai panjang menjurai dengan lima helai mahkota,
yang tersusun membentuk terompet. Umumnya bunga berwarna merah, dengan nuansa
lebih tua di bagian pangkalnya. Tetapi dapat juga bermacam-macam warnanya.
Varietas yang merah dikenal sebagai Hibiscus rosasinensis varietas Liliiflorus.
Tetapi dewasa ini muncul varietas-varietas lain dengan warna bunga jingga,
kuning, putih dengan ukuran yang bermacam-macam. Disebut rosa-sinensis (mawar
dari Cina), kerana bentuk bunganya memang mirip dengan bunga mawar, tetapi
bukan. Tanaman ini sudah lama dibudidayakan di Cina, lalu dibawa orang ke Eropa
dan disilangkan dengan bunga jenis lain. Sebagai tanaman hidroponik, Kembang
Sepatu memerlukan cahaya matahari penuh, tetapi tidak tahan terhadap
kekeringan. Jika kondisi tumbuhnya kering, bunga mudah diserang kutu daun yang
merusak kuncup bunga yang mengakibatkan tejadinya cacat setelah berkembang.
b. Gardenia Augusta
Tanaman
ini berasal dari familia Rubiaceae, yang terkenal sebagai Kacapiring
(Jempiring) yang berasal dari Cina dan Jepang sehingga dikenal dengan nama
Bunga Cina. Tanaman ini digemari orang sebagai tanaman penghias kebun
perkarangan, karena berbentuk perdu yang tingginya mencapai sekitar 3 meter.
Apabila tanaman ini dihidroponikkan, tanaman akan tetap kerdil dengan bagus di
dalam ruangan kantor atau tempat rapat. Warna bunga Kacapiring putih dan
berbentuk seperti mawar dan akan selalu muncul pada ujung ranting. Ada dua
jenis tanaman Kacapiring yaitu, berbunga tunggal dan berbunga dobel penuh.
Kacapiring berbunga tunggal hanya dapat tumbuh baik dan membentuk bunga yang
besar di daerah pegunungan (400 meter dari permukaan laut). Jika ditanam pada
dataran rendah yang panas, bunganya akan kecil. Sedangkan Kacapiring berbunga
dobel penuh dapat tumbuh dengan bagus pada daerah dataran rendah. Sebagai
tanaman hidroponik, bau bunganya kurang menyolok jika dibandingkan dengan
Gardenia yang ditanam dikebun. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan stek
batang.
c. Begonia Glabra
Tanaman
Begonia Semak berasal dari familia Begoniaceae yang berasal dari Peru namun di
Jawa Barat disebut Bihun. Tanaman ini biasanya ditanam di dalam pot karena
permukaan daunnya yang berbentuk jantung, tidak simetris dan berwarna hijau.
Namun pada bagian pangkalnya berwarna putih perak. Begonia terdiri dari tiga
kelompok tanaman, namun tidak semuanya cocok untuk dihidroponikkan. Kelompok
Begonia Kembang seperti Begonia elatior (nama umum), berbunga semusim dan sulit
dipelihara dalam pot hidroponik. Kelompok Begonia Semak mudah hidup dan mudah
berbunga. Bahkan pada usia muda sesudah disemaikan sebagai stek daun sering
berbunga. Salah satu hibrida Begonia Semak yang berhasil dihidroponikkan di
Jerman ialah Hibrida Kleopatra dari Begonia ricinifolia. Kelompok Begonia Daun
dapat dipelihara dalam media tanam hidroponik. Jenis kelompok ini yang terkenal
ialah Begonia rex, yang daunnya berwarna tiga macam. Tanaman Begonia Semak dan
Begonia Daun akan cepat tumbuh apabila dipelihara di dalam rumah yang teduh.
Tanaman ini cocok ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian 500 meter
diatas permukaan laut. Tanaman ini diperbanyak dengan stek daun dan dapat
berbunga sepanjang tahun.
2. Semak Hiasan
a. Caladium Bicolor
Tanaman
ini lebih dilenal dengan daun keladi dari familia Araceae (seperti
talas-talasan dan bunga bangkai). Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan yang
memiliki bentuk daun jantung bulat telur, atau panah segitiga berwarna putih
dengan urat-urat hijau, oleh karena itu disebut bicolor. Jenis Caladium yang
berwarna putih dan hijau dikenal sebagai Caladium bicolor candidum sedangkan
yang berwarna hijau tepiannya dengan warna merah jingga bertaburan putih
ditengahnya dikenal sebagai Caladium bicolor “ Mrs. Halderman”. Dan daunnya
yang berwarna hijau ditepian dengan urat berwarna merah jambu ditengah disebut
Caladium bicolor “rosebud”. Tanaman ini dapat ditanam di pekarangan atau di
dalam box dan dapat dipelihara baik di dataran rendah maupun di pegunungan.
Pembiakan tanaman ini melalui umbi.
b. Coleus Blumei
Tanaman
ini sejenis dengan tanaman Jawer Kotok atau Iler, dari familia Labiatae.
Tanaman ini dianggap berasal dari Jawa. Tanaman ini memiliki keindahan daun
yang berwarna merah anggur dengan bagian tengah merah jambu diselingi warna
hijau. Sebagai tanaman hidroponik Coleus blumei tumbuh bagus dengan pengairan
yang cukup dan menerima cahaya matahari terang secara langsung. Cra pembiakan
tanaman ini dengan stek pucuk batang.
c. Iresine Herbstii
Tanaman
Brasilia dari familia Amaranthaceae yang terkenal sebagai Byam Merah karena
warna daunnya merah tetapi diantaranya juga terdapat warna hijau muda dengan
urat daun kuning. Sebagai tanaman hidroponik memerlukan lingkungan dengan
intensitas cahaya matahari penuh.
3. Perdu dan Pohon Hiasan
a. Chrysalidocarpus Lutescens
Pohon
palem berbatang satu ini biasanya disebut Areca palem karena mirip dengan pohon
pinang Areca catechu namun hal tersebut merupakan kesalahan karena lebih mirip
Chamaedorea elegans. Sebagai tanaman hidroponik, tanaman ini tahan dipelihara
dalam ruangan dengan suasana sedang.
b. Cocos Nucifera
Pohon
kelapa yang dapat dipelihara dalam pot hidroponik ialah varietas pendek seperti
Kelapa Gading (Cocos nucifera varietas eburnea). Sebagai tanaman hidroponik
kelapa gading memerlukan cahaya terang dan penyiraman sedang.
c. Ficus Benyamina
Pohon
Beringin familia Moraceae berasal dari Indonesia. Sebagai tanaman pot, tanaman
ini dapt dikerdilkan, dan memerlukan cahaya terang serta matahari penuh. Selain
itu juga dibutuhkan penyiraman yang teratur.
4. Sayur dan Buah
a. Brokoli
Sayuran
sejenis kubis (Brasica oleracea varietas botrytis) dari familia Cruciferae yang
berasal dari daerah laut tengah. Cara penamanmanya seperti bunga kol,
desemaikan dahulu bijinya, kemudian bibitnya dipindahkan ke pot hidroponik.
Tanaman ini sangat peka terhadap udara panas dan harus di panen sewaktu kepala
bunganya masih kompak.
b. Tomat
Solanum
lycopersicum dari familia solanaceae ditanam pada lahan yang memiliki udara sejuk
dilingkungan yang kering, artinya tanaman ini tidak tahan panas dan hujan. Baik
bibit berupa tanaman kecil maupun biji yang harus disemaikan sesuai petunjuk
pada pembungkusnya, hanya bagus ditanam pada pot hidroponik jika tanaman sudah
tinggi 6-10 cm. Setelah tanaman tumbuh diberikan tiang rambatan yang berupa
pipa atau tali plastik.
c. Terong
Solanum
melongena ditanam secara hidroponik untuk mempercepat waktu panen di luar musim
tanamnya. Biji terong disemaikan dulu di pot persemaian lalu sesudah cukup kuat
dipindahka kedalam pot hidroponik di bawah atap peneduh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari pembahasna di atas adalah Hidroponik adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan beberapa cara bercocok tananm tanpa
menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman, Lebih terjamin kebebasan
tanaman dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk
lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru
dengan mudah, tanaman akan memberikan hasil yang kontinu,dll.
Keuntungan
dari bercocok tanam secara hidroponik adalah produksi tanaman lebih tinggi,
lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih
cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa diganti
dengan tanaman baru dengan mudah, tanaman akan memberikan hasil yang
kontinu,dll.
Jenis
tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik antara lain bunga- bungaan, semak
hiasan, perdu dan pohon hiasan, sayur dan buah- buahan.
Susunan
nutrisi untuk tanaman hidroponik disesuaikan dengan jenis tanaman serta
keperluan masing-masing tanaman akan unsur hara. Formula pupuk dapat
dikreasikan sendiri oleh tiap orang atau pengembang untuk memperoleh hasil yang
optimal.
3.2 Saran
Adapun
saran-saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca setelah membaca makalah
ini adalah, pembaca diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam
hidroponik secara maksimal. Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil
produksi pangan terutama jenis-jenis tanaman hortikultura yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi walaupun dengan keadaan lahan yang minim.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik
http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/hidroponik/
http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/17/teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik/
http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/
http://sumansutra.wordpress.com/tanaman-hidroponik/
http://agrotek.utm.ac.id/component/content/article/46-berita-terkini/130-teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik.html
http://blog.ub.ac.id/mauidzotuss/2011/12/04/tanaman-hodroponik/
http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/hidroponik/
http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/17/teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik/
http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/
http://sumansutra.wordpress.com/tanaman-hidroponik/
http://agrotek.utm.ac.id/component/content/article/46-berita-terkini/130-teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik.html
http://blog.ub.ac.id/mauidzotuss/2011/12/04/tanaman-hodroponik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar